WAKTU HAURGEULIS DAN SEKITARNYA

ITUNGAN






nu Nyimpang

Locations of visitors to this page

free counter

Sejarah Suling

Minggu, 22 Januari 2012












Suling merupakan alat musik tiup Indonesia yang terbuat dari bambu. Bahan utama suling adalah bambu tamiang (Schizostachyum blumei, Nees), bambu yang panjang dan memiliki permukaan licin. Bagian kepala suling, dekat lubang kecil, dikelilingi oleh balutan rotan tipis yang berfungsi untuk menghasilkan getaran suara. Suara suling yang lembut membuatnya dapat dipadukan dengan alat musik lainnya dengan baik. Pada dasarnya ada dua jenis suling. Suling dengan lima lubang jari dan suling dengan empat lubang jari. Masing-masing memiliki sistem penadaan yang berbeda. Lima lubang jari untuk sistem pelog dan empat lubang jari untuk sistem salendro. Suling bambu merupakan alat musik tradisional Indonesia yang memiliki suara yang khas. Suling bambu juga memiliki beragam keunikan lain, seperti :
  1. Suara dan aura bunyinya khas dan menggetarkan hati.
  2. Dapat dikombinasikan dengan instrumen musik lain, dengan suling bambu sebagai instrumen utama.
  3. Dapat diorkestrasikan dengan sekian puluh, ratus atau ribu pemain sehingga memiliki keunikan tersendiri, karena merupakan sebuah orkestra yang tidak dimainkan dengan alat musik barat tetapi dimainkan dengan instrumen yang didominasi suling bambu.
  4. Suara suling bambu dapat meliuk-liuk dengan cengkok dan warna bunyi yang khas.
Ada dua faktor yang mempengaruhi baik tidaknya nada yang dihasilkan suling, yaitu :
  1. Posisi jari. Perubahan posisi jari dapat mengubah resonansi suara di dalam tubuh suling. Tergantung pada jarak lubang terdekat ke kepala suling.
  2. Kecepatan aliran udara yang ditiupkan oleh mulut. Kecepatan aliran udara juga mempengaruhi frekuensi nada. Misalnya, frekuensi dua kali lipat dapat dihasilkan dengan meniupkan udara dengan kecepatan dua kali lipat.
Selain itu ada teknik-teknik tertentu yang dapat kita gunakan saat bermain suling, diantaranya :
1. Slur
Secara dinamis mengubah nada dari satu posisi ke posisi lain dengan tanpa menghentikan aliran udara. Contoh : mengubah la-ti, ti ke la, mi-da.
2. Puruluk
Adalah efek yang dihasilkan oleh pembuka-tutupan secara berulang-ulang dan cepat lubang suling dengan satu atau lebih jari. Suara yang dihasilkan mirip suara burung merpati. Puruluk bisa dilakukan pada nada mi-la-na. Puruluk termudah dapat dihasilkan dengan cara membuka dan menutup jari tengah seperti yang ditunjukkan oleh gambar berikut:

Dalam teknik Sunda, dikenal juga teknik wiwiw, keleter, lelol, gebos, petit, jengkat, dan betrik.
Suling ada yang memiliki empat atau enam lubang. Suling dengan enam lubang setidaknya dapat dimainkan dengan tiga laras. Laras-laras yang digunakan dalam bermain suling antara lain :
  • Pelog, da-mi-na-ti-la-da [1-2-3-4-5-1],
    Hampir mirip dengan nada do-si- sol-fa-mi-do [1'-7-5-4-3-1] dalam tangga nada diatonis.
  • Madenda atau Sorog, da-mi-na-ti-la-da [1-2-3-4-5-1],
    Hampir mirip dengan nada fa-mi-do-si-la-fa [4’-3’-1’-7-6-4] dalam tangga nada diatonis..
  • Salendro, da-mi-na-ti-la-da [1-2-3-4-5-1],
    Hampir mirip dengan nada re-do-la-sol-fa-re [2’-1’-6-5-4-2] dalam tangga nada diatonis..
  • Mandalungan, jarang digunakan.
Gambar dibawah ini menunjukkan posisi jari pada saat memainkan suling dengan enam lubang :

Dan dibawah ini merupakan gambaran jelas posisi jari yang digunakan saat memainkan laras pelog.


























Da La Ti Na Mi Da
Macam-macam suling berdasarkan daerahnya, antara lain :
1. Suling Sunda
2. Suling Bali

. Suling Flute

4. Daegeum
Kelebihan suling bambu dibandingkan dengan recorder

Suling Bambu
Recorder
Telah berusia 14 abad (telah ada sejak jaman Pra Hindu, sebelum tahun 600 M, berdasarkan relief candi di Jawa)
Telah berusia 10 abad (ditemukannya solmisasi/nada Barat oleh G. Arezzo)
Asli Indonesia
Bukan asli Indonesia
Harga lebih murah (Rp. 1.000-1.200/buah)
Harga lebih mahal (Rp. 7.500/buah)
Suara lebih khas dan menggetarkan
Suara sintesis plastik
Bisa dibuat sendiri dengan mudah dan simpel
Harus melalui olahan pabrik
Ramah lingkungan (bersatu dengan tanah)
Tidak dapat hancur dengan tanah
Tersedianya bahan baku asli dari alam (pohon bambu) yang melimpah, bukan hasil recycle (daur ulang sampah)
Tersedianya bahan baku tetapi harus melalui proses recycle dari sampah/limbah plastik
Selain suling bambu, di dunia ini juga dikenal suling modern. Suling modern untuk para ahli umumnya terbuat dari perak, emas atau campuran keduanya. Sedangkan suling untuk pelajar umumnya terbuat dari nikel-perak, atau logam yang dilapisi perak.
Suling konser standar ditalakan di C dan mempunyai jangkauan nada 3 oktaf dimulai dari middle C. Akan tetapi, pada beberapa suling untuk para ahli ada kunci tambahan untuk mencapai nada B di bawah middle C. Ini berarti suling merupakan salah satu alat musik orkes yang tinggi, hanya piccolo yang lebih tinggi lagi dari suling. Piccolo adalah suling kecil yang ditalakan satu oktaf lebih tinggi dari suling konser standar. Piccolo juga umumnya digunakan dalam orkes.
Suling konser modern memiliki banyak pilihan. Thumb key B-flat (diciptakan dan dirintis oleh Briccialdi) standar. B foot joint, akan tetapi, adalah pilihan ekstra untuk model menengah ke atas dan profesional.
Suling open-holed, juga biasa disebut French Flute (di mana beberapa kunci memiliki lubang di tengahnya sehingga pemain harus menutupnya dengan jarinya) umum pada pemain tingkat konser. Namun beberapa pemain suling (terutama para pelajar, dan bahkan beberapa para ahli) memilih closed-hole plateau key. Para pelajar umumnya menggunakan penutup sementara untuk menutup lubang tersebut sampai mereka berhasil menguasai penempatan jari yang sangat tepat.
Beberapa orang mempercayai bahwa kunci open-hole mampu menghasilkan suara yang lebih keras dan lebih jelas pada nada-nada rendah.
Suling konser disebut juga suling Boehm, atau suling saja.

Sumber : http://nurwitakd.blogspot.com/2011/11/suling.html